Kali ini blog SHARE AJA akan sedikit menguraikan perihal Pengantar Bangunan Bertingkat, artikel tentang pengantar bangunan bertingkat ini semata-mata hanya berupa sebuah pengetahuan dasar yang blog SHARE AJA tulis dalam rangka berbagi pengetahuan kepada anda semua, terutama bagi anda yang membutuhkannya.
Perancangan struktur dan konstruksi bangunan
bertingkat rendah adalah proses merancang bangunan yang tidak hanya
berhubungan dengan permasalahan struktur saja namun juga aspek bangunan
yang lain yang harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Rancangan
bangunan yang berhasil adalah rancangan yang dapat mengoptimalkan
perpaduan kepentingan pada bangunan, sehingga pertimbangan-pertimbangan
disain harus dipadukan dengan seluruh kepentingan bangunan itu. Struktur
dalam arsitektur bukanlah pembatas tetapi fasilitas.
1.1 Pengertian Bangunan Bertingkat
Bangunan bertingkat adalah
bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara vertikal. Bangunan
bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah yang mahal di
perkotaan dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam
kegiatan. Semakin banyak jumlah lantai yang dibangun akan meningkatkan
efisiensi lahan perkotaan sehingga daya tampung suatu kota dapat
ditingkatkan, namun di lain sisi juga diperlukan tingkat perencanaan dan
perancangan yang semakin rumit, yang harus melibatkan berbagai disiplin
bidang tertentu.
Jenis bangunan berdasarkan ketinggian dan jumlah lantai
Bangunan bertingkat pada umumnya
dibagi menjadi dua, bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat
tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur
bangunan. Bangunan dengan ketinggian di atas 40 meter digolongkan ke
dalam bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks.
Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi
bangunan bertingkat rendah (2 – 4 lantai) dan bangunan berlantai banyak
(5 – 10 lantai) dan bangunan pencakar langit. Pembagian ini disamping
didasarkan pada sistem struktur juga persyaratan sistem lain yang harus
dipenuhi dalam bangunan.
1.2 Perancangan Bangunan Bertingkat 2 Lantai
Walaupun
termasuk bangunan bertingkat, bangunan berlantai dua relatif dapat
dilakukan dengan cara yang tidak terlalu rumit. Persyaratan Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) untuk jenis bangunan ini juga masih relatif
sederhana, terutama untuk bangunan permukiman. Namun demikian, karena
bangunan ini sudah tidak sesederhana bangunan tunggal satu lantai, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merencana, yaitu;
kesesuaian ruang dan fungsi, kekuatan struktur, keamanan dan keselamatan
bangunan, kenyamanan bangunan dan sebagainya. Sehingga ketika proses
kepengurusan IMB, dokument atau gambar harus menunjukkan aspek-aspek
tersebut di atas secara benar, yang macam dan jenisnya relatif
tergantung dari kebijakan peraturan masing-masing daerah di mana
bangunan akan didirikan. Dengan demikian, perancangan bangunan
bertingkat 2 lantai bagi seorang arsitek tidak hanya berkaitan dengan
masalah keindahan dan bentuk bangunan semata, tetapi juga bagaimana
bangunan selain bentuknya indah juga berfungsi dengan optimal dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan pada penggunanya dan lingkungan di
sekitarnya.
Lingkup Perancangan Arsitektur
1.3 Perancangan Struktur dan Konstruksi dalam Arsitektur
Perancangan
struktur dan konstruksi dalam arsitektur tidak hanya membahas teori
macam dan detail dari sistem struktur dan konstruksi, tetapi juga kepada
bagaimana aspek-aspek bangunan seperti sistem struktur dan konstruksi
bangunan itu sesuai dengan fungsi, keamanan dan kenyamanan bangunan dan
lingkungannya. Perancangan struktur ditujukan kepada disain sistem
struktur dan aspek yang terkait, sedangkan perancangan konstruksi
ditujukan pada bagaimana memenuhi optimalisasi sistem itu dengan
bagian-bagian serta hubungan elemen-elemen bangunan. Sehingga
perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur hampir meliputi
sebagian besar proses teknis perancangan bangunan.
Lingkup Perancangan Struktur dalam Arsitektur
1.4 Aspek-aspek Perencanaan dan Perancangan Struktur dan Konstruksi Bangunan 2 Lantai
Untuk
mendapatkan hasil perancangan yang ideal, perencana struktur dan
konstruksi harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dalam
perancangan. Aspek-aspek tersebut meliputi:
1.4.1 Struktur
Aspek
struktur adalah aspek yang membahas kekuatan dan stabilitas bangunan.
Struktur meliputi pemilihan jenis sistem struktur dan konfigurasinya,
serta bagaimana sistem ini dapat membentuk ruang, karena di dalam
bangunan gedung struktur bertugas mewadahi fungsi ruang. Sistem struktur
dalam pembahasan ini dibagi menjadi bagian-bagian lebih kecil yang
disebut dengan elemen struktur misal; elemen rangka atap, rangka utama,
dan pondasi. Seluruh bagian atau elemen dari berbagai sistem struktur
akan mempunyai tanggung jawab utama sebagai pemikul beban bangunan.
Karena fungsinya tersebut, sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun
dapat digantikan satu jenis struktur dengan struktur yang lain.
Ketersediaan
ragam struktur dan elemennya serta kemungkinan pemilihannya adalah
bahasan pokok dalam perancangan struktur. Apapun pilihan yang diajukan
akan selalu benar jika sesuai dengan maksud-maksud atau aspek-aspek lain
dalam bangunan.
Aspek Sistem Struktur
1.4.2 Konstruksi
Konstruksi
adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau inter elemen
struktur. Konstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. Wujud
perancangan konstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail
yang menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta
keterangan-keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi
disain, maka rancangan konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan
bangunan secara khusus dan tidak dapat disamakan dengan bangunan lain.
Satu konstruksi dalam perancangan struktur akan menjelaskan bagaimana
pertimbangan-pertimbangan terhadap aspek lain juga diperhatikan,
misalnya penggunaan bahan, ukuran, kedudukan, cara pengerjaan, finishing
dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi yang jelas bangunan tidak dapat
didirikan dengan benar dari berbagai aspek.
Aspek Konstruksi dan Bahan Bangunan
1.4.3 Bahan Bangunan
Bahan
bangunan adalah aspek pokok berkaitan dengan pemakaiannya dalam struktur
ataupun konstruksi serta sifat-sifat fisik yang akan diberikan pada
bangunan. Pemakaian bahan tertentu akan mempengaruhi setiap aspek lain
dalam perancangan. Karena pemakaian bahan tertentu akan mengakibatkan
keriteria-kriteria lain pada bangunan (konstruksi, harga, tekstur,
warna,
kekuatan, keawatan dan sebagainya), maka pemakaian bahan bangunan juga
dapat sangat menentukan disain bangunan secara luas.
1.4.4 Fungsi Bangunan
Fungsi
bangunan adalah aspek yang akan diwadahi dalam struktur, sehingga
pembahasannya wajib dilakukan untuk mengetahui persyaratan-persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi oleh ruang. Karena menentukan ruang maka
struktur dan konstruksi yang dibentuk oleh bangunan harus memperhatikan
persyaratan ruang. Bangunan tidak akan berhasil mewadahi fungsi jika
kegiatan di dalamnya tidak difasilitasi oleh ruang. Fasilitas-fasilitas
ini akan berupa sistem-sistem utilitas pada bangunan yang sangat
tergantung dengan faktor-faktor lain yang telah disebut di atas.
1.4.5 Site / Lokasi Bangunan
Site
atau lokasi juga akan berpengaruh terhadap aspek lain karena memberikan
informasi mengenai kondisi lingkungan beserta aspek yang terkait
semacam iklim mikro lingkungan, keadaan tanah termasuk kekuatan dan
topografinya, ketersediaan bahan bangunan, ketetanggaan dengan bangunan
lain dan sebagainya. Informasi pada site ini juga sangat menentukan
tindakan-tindakan yang akan diambil dalam perancangan struktur. Bentuk
bangunan seperti apa, sistem struktur yang mana yang sesuai, pemakaian
bahan yang bagaimana yang tepat dan bagaimana bentukan bersikap dengan
bangunan di sekitarnya baik untuk kepentingan bangunan itu sendiri atau
kepentingan lingkungan sekitar, akan sangat mempengaruhi perancangan
struktur.
Aspek Site pada bangunan
1.4.6 Sistem – sistem Bangunan
Persyaratan
ruang yang harus dipenuhi dalam bangunan harus diwujudkan ke dalam
sistem-sistem bangunan atau utilitas. Sistem-sistem meliputi antara lain
pengudaraan, pencahayaan, distribusi air bersih dan sanitasinya dan
sebagainya, akan menuntut bentukan-
bentukan dan fasilitas struktur
dan konstruksi tertentu untuk dapat terjaminnya proses kerja sistem
tersebut. Oleh karena itu bentukan struktur dan konstruksi beserta ruang
yang terbentuk di dalamnya akan sangat ditentukan oleh pencapaian
sistem tertentu dalam bangunan. Strategi pencapaian ini tentu saja tidak
akan sama untuk setiap bangunan karena pada bangunan yang berbeda
banyak aspek berbeda pula yang saling mempengaruhi sehingga disain
sistem dan kaitannya dengan struktur dan konstruksi ini dalama
perancangan bangunan memang harus dilihat secara spesifik.
Aspek Bangunan yang lain
1.4.7 Ekonomi Bangunan
Yang
terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah ekonomi bangunan. Mulai
dari aspek ketersediaan dana yang dibutuhkan untuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan hingga perawatan. Karena aspek
ekonomi bangunan ini akan berada pada semua tahap dalam perancangan,
maka faktor ini harus difikirakan pada setiap pentahapan bangunan.
Idealnya semua pentahapan pembangunan harus menggunakan beaya yang
seminimal mungkin, namun dengan hasil yang seoptimal mungkin. Dengan
demikian harus diputuskan alokasi pembeayaan yang proporsional yang
jelas. Bukan berarti harga awal yang rendah berarti dapat menjadikan
harga ekonomi yang baik karena masih juga dipertimbangkan harga-harga
lain termasuk konstruksi, tenaga kerja dan perawatan. Secara umum pada
tahap perencanaan, semakin tinggi tingkat persayaratan ruang yang
berkaitan dengan bentuk, fungsi dan sistem akan menyebabkan waktu yang
relatif lama pada tahap perencanaan dan perancangan. Namun tingginya
beaya perencanaan dan perancangan atas waktu ini harus diimbangi dengan
rendahnya proses pembangunan hingga pemeliharaan bangunan.
Demikian juga sebaliknya, yang harus
dihindari adalah tingginya aspek biaya pada setiap pentahapan
pembangunan yang tidak diperlukan, sehingga bangunan memang dapat
didirikan dengan waktu dan biaya yang semestinya.